Model Pendayagunaan Dana Zakat, Infak, dan Sedekah Dalam Bidang Ekonomi Pada Rumah Zakat
Salah
satu Lembaga Amil Zakat yang telah berkembang adalah Rumah Zakat (RZ). Rumah
Zakat menjadi salah satu mitra pemerintah dalam program pembangunan global (MDGs)
yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kemandirian masyarakat
serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. RZ berupaya berkontribusi
melalui Program induknya yaitu BIG Smile Indonesia yang terdiri dari empat
bidang program yaitu Senyum Juara (pendidikan), Senyum Sehat (kesehatan),
Senyum Mandiri (ekonomi), dan Senyum Lestari (lingkungan). Semua program diimplementasikan
melalui pemberdayaan berbasis wilayah terpadu atau Integrated Community Development
(ICD). Pendekatan inilah yang menjadi konsep pemberdayaan RZ sehingga
selaras dengan Tujuan Pembangunan Millenium atau Millenium Development
Goals (MDGs).
Dalam
hal pendayagunaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) dibidang ekonomi pada RZ
terimplementasikan pada 2 (dua) program terapan yaitu program Bantuan Ekonomi
dan Gaduh Sapi dan Domba. Program Bantuan Ekonomi merupakan bantuan langsung
untuk program ekonomi dengan peruntukan kegiatan bantuan wirausaha dan
pembinaan masyarakat. Sedangkan, Program Gaduh Sapi dan Domba Merupakan program
pengembangan peternakan terintegrasi dengan pertanian, dan didukung perbaikan
infrastruktur untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi masyarakat desa.
Perkembangan
penghimpunan dan penyaluran dana terikat untuk program Senyum Mandiri periode
2012-2014 terlihat dalam grafik 1 dan 2 dibawah.
Grafik.1. Penerimaan Dana Senyum Mandiri Rumah Zakat
Sumber: Laporan Tahunan Rumah Zakat (2014)
Grafik.2. Penyaluran Dana Senyum Mandiri Rumah Zakat
Sumber: Laporan Tahunan Rumah Zakat (2014)
Konsep besar pemberdayaan dana ZIS melalui program BIG Smile
diperkuat dengan terbentuknya komunitas-komunitas terintegrasi di 43 kota di
Indonesia sebagai infrastruktur pemberdayaan. Jumlah penerima layanan manfaat
(PLM) program dari tahun 2003-2014 tercatat sebanyak 9.027.440 PLM. Dalam
bidang ekonomi, melalui program Senyum Mandiri tercatat 1.511.232 PLM atau 16,7
persen dari total PLM. Secara rinci Penerima Layanan Manfaat pada program
Senyum Mandiri tahun 2014 dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Penerima Layanan Manfaat
Program Senyum Mandiri Tahun 2014
Rumpun
Program
|
Jenis Program
|
Satuan
|
Jumlah PLM
|
Senyum
Mandiri
|
Senyum Mandiri
Bantuan wirausaha
Gaduh sapi dan domba
Pembinaan masyarakat
Bantuan ekonomi lainnya
|
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
|
450.868
90.724
2.480
311.768
45.896
|
Sumber: Laporan
Tahunan (2014)
Alur pemberian modal pada program
Senyum Mandiri yaitu (1) mengisi formulir, (2) mengisi keterangan sudah
memiliki usaha atau belum, (3) jenis usaha, (4) kendala usaha, (5) surat
keterangan tidak mampu, dan (6) pernyataan komitmen. Setelah memenuhi semua
kriteria pihak Rumah Zakat akan melakukan survey ke lokasi usaha. Setelah
ditetapkan Penerima Manfaat (PM) yang berhak menerima bantuan modal maka
dilakukan monitoring usaha, agar PM dapat dilihat perkembangan usahanya.
Monitoring dilakukan dengan adanya kunjungan dari pihak Rumah Zakat
kepada PM yang dilakukan sekali dalam 1 bulan. PM diwajibkan membuat buku
pencatatan usaha, dari buku tersebut dapat dilihat perkembangan usaha mustahik
yang akan dilaporkan kepada kantor pusat. Selain adanya monitoring, pihak
Rumah Zakat juga mengadakan berbagai pelatihan seperti pelatihan manajerial
usaha, pembukuan, pelatihan pengembangan skill dan juga diadakannya trainning
motivasi.
Indikator
keberhasilan dari program senyum mandiri salah satunya dilihat dari pendapatan Penerima
Manfaat (PM), dari jangka satu tahun bantuan yang sudah diberikan terdapat
peningkatan pendapatan. Indikator lain dilihat dari peningkatan managerial
usaha maupun kelengkapan usaha. Pihak Rumah Zakat setiap hari mengadakan
pemantauan terhadap usaha PM. Dalam upaya meningkatkan kemandirian dan
kesejahteraan PM, Rumah Zakat tidak hanya memberikan bantuan modal kepada para PM,
PM yang sudah tergabung dalam Member Rumah Zakat juga menyediakan pelayanan
kesehatan dan juga persalinan gratis. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, Rumah Zakat juga menyediakan Sekolah Juara bagi anak-anak PM,
disinilah bentuk terintegrasinya antar program BIG Smile.
Dibalik
terintegrasinya program dan luasnya infrastruktur layanan terdapat permasalahan
yang ditemukan pada program Senyum Mandiri yaitu ditemukan adanya
penyalahgunaan bantuan oleh Penerima Manfaat. Beberapa Penerima Manfaat masih
menggunakan bantuan tersebut sebagai pemenuhan kebutuhan konsumtif dan
kesehatan.[1]
Dan masih terpusatnya bantuan modal dalam program Gaduh Sapi dan Domba di Pulau
Jawa (Jawa Barat dan Jawa Timur).
Kelemahan yang terdapat dalam
program Senyum Mandiri dapat dikurangi bahkan dihindari apabila proses survey
hingga monitoring terhadap Penerima Manfaat lebih diutamakan agar tujuan
dari program ini tercapai dengan baik. Penggunaan indikator keberhasilan atas
usaha PM perlu diefektifkan lagi sehingga tidak terdapat asimetri informasi
selama proses perkembangan usaha PM. Kemudian kelemahan dalam program Gaduh
Sapi dan Domba perlu melihat potensi peternakan yang terdapat pula di luar Jawa
seperti Nusa Tenggara dan Sulawesi[2],
seharusnya dapat menjadi langkah baru perluasan jaringan pemberdayaan ekonomi
dari dana ZIS untuk program kemadirian ekonomi.
[1] Setiawan
dan Wulansari, Analisis Peranan Dana Zakat Produktif Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Mustahik (Penerima Zakat) (Studi Kasus Rumah Zakat Kota Semarang),
2014, Diponegoro Journal of Economics Vol.3 No.1 Tahun 2014, h 1-15.
[2]
Liputan6, Ini 10 Daerah Pemasok Daging Sapi Buat Indonesia, 2013, dikutip dari http://bisnis.liputan6.com/read/519601/ini-10-daerah-pemasok-daging-sapi-buat-indonesia
Komentar
Posting Komentar